Cerita Sex Perselingkuhan Seorang PNS

Cerita Sex Perselingkuhan Seorang PNS

Cerita Sex Perselingkuhan Seorang PNS


Perkenalkan namaku AGUNG RUBIANTORO saat ini, sudah beristeri dan bekerja sebagai PNS DI SUDIN KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL JAKARTA BARAT. Rumahku terletak di pinggiran kota Jakarta yg bisa disebut sebagai cipondoh sebagai PNS aku memang banyak waktu untuk pergi keluar kantor dengan alasan kerjaan.

Sehingga aku biasa leluasa untuk pergi kemanapun saat jam tugas dengam alasan ada pekerjaan diluar kantor ,seperti yg saya lakukan sejak saya bertugas di kelurahan DURI KEPA dan KEDOYA SELATAN,orang taunya saya pergi ke kecamatan atau sudin padahal saya pergi ke hotel sama selingkuhan saya.

Baca juga : Cerita Sex Ngesex Sama Cewek Cafe

Hotel favorit saya adalah hotel xxx di sawangan dan hotel di gintung ,karena tempatnya cukup didalam dan tdk mencolok dari luar.sebut saja namanya Ratih (samaran )….dia cewk selingkuhanku yg waktu itu statusnya masih istri orang,awal ketemu karena dia juga bekerja sebagai karyawan honorer di kelurahan durikepa. inilah yg menjadi ‘pemeran utama’ dalam ceritaku ini.

Kau sudah lama kerja di kelurahan duri kepa ,begitumasuk Ratih hatiku langsung pingin menggodanya.. Ratih berumur 28 tahun, dia sudah belum bersuami anaknya satu. Wajahnya tdk cantik, kulitnya putih. Tapi yg menarik dari Ratih ini adalah bodynya, sexy sekali. Tinggi kira-kira 164 cm, dengan pinggul yg bulat dan dada berukuran 36. Kulitnya putih mulus. Sering sekali aku memperhatikan kemolekan tubuh Ratih ini, sambil membandingkannya dengan tubuh isteriku yg sudah agak mekar.

Hari itu,aku dating ke kantor lebih pagi,sampai dikantor masih sepi,hanya tukang sapu yg sedang membersihkan halaman kelurahan,aku langsung masuk ke ruanganku,aku lihat Ratih sudah ada di ruang perpustakaan….aku batalkan niatku masuk keruanganku ,langsung aku hampiri Ratih di perpustakaan.dan seperti biasa, mataku langsung melihat tonjolan pinggul dan pantatnya juga dadanya yg aduhai itu.

“Ini Pak, pak mau baca buku apa sih ?”

Rupanya dia ngerasa juga kalau aku sedang memperhatikan pantat dan dadanya.

“Pak Agung ngeliatin apa sih” Tanya Ratih.

Karena selama ini aku sering juga bercanda sama dia, akupun menjawab,

“Ngeliatin pantat kamu Ratih. Kok bisa seksi begitu sih Ratih?”
“Iiih Bapak, kan Ibu Dinda juga pantatnya gede”
“Iya sih, tapi kan lain sama pantat kamu Ratih”
“Lain gimana sih Pak?” tanya Ratih, sambil matanya melirik kearahku.

Aku yakin, saat itu memang Ratih sedang memancingku untuk kearah yg lebih hot lagi.

Merasa mendapat angin, akupun menjawab lagi,

“Iya, kalo Bu Dinda kan cuma menang gede, tapi tepos”
“Terus, kalo saya gimana Pak?” Tanyanya sambil melirik genit.

Kurang ajar, pikirku. Lirikannya langsung membuat k0ntolku berdiri.

Langsung aku berjalan kearahnya, berdiri di belakang Ratih yg masih sibuk sambil membereskan buku di rak.

“Kalo kamu kan, pinggulnya gede, bulat dan kayaknya masih kencang”, jawabku sambil tanganku meraba pinggulnya.
“Idih Bapak, emangnya saya motor bisa kencang” sahut Ratih, tapi tdk menolak saat tanganku meraba pinggulnya.

Mendengar itu, akupun yakin bahwa Ratih memang minta aku ‘apa-apain’.

Akupun maju sehingga k0ntolku yg sudah berdiri dari tadi itu menempel di pantatnya. Adduuhh, rasanya enak sekali karena Ratih memakai rok berwarna abu-abu (seperti rok anak SMU) yg terbuat dari bahan cukup tipis. Terasa sekali k0ntolku yg keras itu menempel di belahan pantat Ratih yg, seperti kuduga, memang padat dan kencang.

“Apaan nih Pak, kok keras? tanya Ratih genit.
“Ini namanya sonny Ratih, sodokan nikmat” sahutku.

Saat itu, rupanya buku-buku sudah rapi disusun, dan dia bersandar ke dadaku, sehingga pantatnya terasa menekan k0ntolku. Aku tdk tahan lagi mendapat sambutan seperti ini, langsung tanganku ke depan, ku remas kedua buah dadanya. Alamaak, tanganku bertemu dengan dua bukit yg kenyal dan terasa hangat dibalik kaos dan branya.

Saat kuremas, Ratih sedikit menggelinjang dan mendesah,

“Aaahh, Pak” sambil kepalanya ditolehkan kebelakang sehingga bibir kami dekat sekali.

Kulihat matanya terpejam menikmati remasanku. Kukecup bibirnya , dia membalas kecupanku. Tak lama kemudian, kami saling berpagutan, lidah kami saling belit dalam gelora nafsu kami. K0ntolku yg tegang kutekantekankan ke pantatnya, menimbulkan sensasi luar biasa untukku (kuyakin juga untuk Ratih).

Sekitar 5 menit, keturunkan tangan kiriku ke arah pahanya. Tanpa banyak kesukaran akupun menyentuh CDnya yg ternyata telah sedikit lembab di bagian memeknya.

Kusentuh memeknya dengan lembut dari balik CDnya, dia mengeluh kenikmatan,

“Ssshh, aahh, Pak Agung, paak.. jangan di diperpustakaan dong Pak” dan akupun mengajak Ratih ke hotel transit di deketkantor saya sampai di kamar, Ratih langsung memelukku dengan penuh nafsu,
“Pak, Ratih sudah lama lho pengen ngerasain punya Bapak”
“Kok nggak bilang dari dulu Ratih?” tanyaku sambil membuka baju dan roknya.

Dan.. akupun terpana melihat pemandangan menggairahkan di tubuh Ratih ini.

Kulitnya memang tdk putih, tapi mulus sekali. Buah dadanya besar tapi proporsional dengan tubuhnya. Sementara pinggang kecil dan pinggul besar ditambah bongkahan pantatnya bulat dan padat sekali. Rupanya Ratih tdk mau membuang waktu, diapun segera membuka kancing bajuku satu persatu, melepaskan bajuku dan segera melepaskan celana panjangku.

Sekarang kami berdua hanya mengenakan pakaian dalam saja, dia bra dan CD, sedangkan aku hanya CD saja. Kami berpelukan, dan kembali lidah kami berpagut dalam gairah yg lebih besar lagi. Kurasakan kehangatan kulit tubuh Ratih meresap ke kulit tubuhku. Kemudian lidahku turun ke lehernya, kugigit kecil lehernya, dia menggelinjang sambil mengeluarkan desahan yg semakin menambah gairahku,

“Aahh, Bapak”.

Tanganku melepas kait branya, dan bebaslah kedua buah dada yg indah itu. Langsung kuciumi, kedua bukit kenyal itu bergantian. Kemudian kujilati pentil Ratih yg berwarna coklat, terasa padat dan kenyal (Beda sekali dengan buah dada isteriku), lalu kugigit-gigit kecil pentilnya dan lidahku membuat gerakan memutar disekitar pentilnya yg langsung mengeras.

Kurebahkan Ratih ditempat tidur, dan kulepaskan CDnya. Kembali aku tertegun melihat keindahan kemaluan Ratih yg dimataku saat itu, sangat indah dan menggairahkan. Bulunya tdk terlalu banyak, tersusun rapi dan yg paling mencolok adalah kemontokan memek Ratih. Kedua belah bibir memeknya sangat tebal, sehingga klitorisnya agak tertutup oleh daging bibir tersebut. Warnanya kemerahan.

“Pak, jangan diliatin aja dong, Ratih kan malu” Kata kata.

Aku sudah tdk mempunyai daya untuk bicara lagi, melainkan kutundukkan kepalaku dan bibirkupun menyentuh memek Enny yg walaupun kakinya dibuka lebar, tapi tetap terlihat rapat, karena ketebalan bibir memeknya itu. Ratih menggelinjang, menikmati sentuhan bibirku di klitnya. Kutarik kepalaku sedikit kebelakang agar bisa melihat memek yg sangat indah ini.

“Ratih, memek kamu indah sekali, sayang”
“Pak Agung suka sama memek Ratih? tanya Ratih.
“Iya sayang, memek kamu indah dan seksi, baunya juga enak” jawabku sambil kembali mencium dan menghirup aroma dari memek Ratih.
“Mulai sekarang, memek Ratih cuma untuk Pak Agung” Kata Ratih.
“Pak Wiji mau kan?”
“Siapa sih yg nggak mau memek kayak gini Ratih?” tanyaku sambil menjilatkan lidahku ke memeknya kembali.

Ratih terlihat sangat menikmati jilatanku di klitorisnya. Apalagi saat kugigit klitorisnya dengan lembut, lalu lidahku ku masukkan ke liang kenikmatannya, dan sesekali kusapukan lidahku ke lubang anusnya.

“OooHHHh, sshsHHHhh, aahh.. Pak Agung, enak sekali Pak. Terusin ya Pak Agung sayang”

10 menit, kulakukan kegiatan ini, sampai dia menekan kepalaku dengan kuat ke memeknya, sehingga aku sulit bernafas

”Pak Agung.. aahh, Ratih nggak kuat Pak.. sshh”Kurasakan kedua paha Ratih menjepit kepalaku bersamaan dengan itu, kurasakan memek Ratih menjadi semakin basah. Ratih sudah mencapai orgasme yg pertama. Ratih masih menghentak-hentakkan memeknya kemulutku, sementara air maninya meleleh keluar dari memeknya.

Kuhirup cairan kenikmatan Ratih sampai kering. Dia terlihat puas sekali, matanya menatapku dengan penuh rasa terima kasih. Aku senang sekali melihat dia mencapai kepuasan.

Tak lama kemudian dia bangkit sambil meraih kemaluanku yg masih berdiri tegak seperti menantang dunia. Dia memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya, dan mulai menjilati kepala kemaluanku. Ooouugh, nikmatnya, ternyata Ratih sangat memainkan lidahnya, kurasakan sensasi yg sangat dahsyat saat lidahnya itu mengenai batang kemaluanku. Agak sakit tapi justru sangat nikmat. Ratih terus mengulum kemaluanku, yg semakin lama semakin membengkak itu. Tangannya tdk tinggal diam, dikocoknya batang kemaluanku, sambil lidah dan mulutnya masih terus mengirimkan getaran-getaran yg menggairahkan di sekujur batang kemaluanku.

“Pak Agung, Ratih masukin sekarang ya Pak?” pinta Ratih.

Aku mengangguk, dan dia langsung berdiri mengangkangiku tepat di atas kemaluanku. Digenggamnya batang kemaluanku, lalu diturunkannya pantatnya. Di bibir memeknya, dia menggosok-gosokkan kepala kemaluanku, yg otomatis menyentuh klitorisnya juga. Kemudian dia arahkan kemaluanku ke tengah lobang memeknya. Dia turunkan pantatnya, dan.. slleepp.. sepertiga kemaluanku sudah tertanam di memeknya. Ratih memejamkan matanya, dan menikmati penetrasi kemaluanku.

Aku merasakan jepitan yg sangat erat dalam kemaluan Ratih. Aku harus berjuang keras untuk memasukkan seluruh kemaluanku ke dalam kehangatan dan kelembaban memek Ratih. Ketika kutekan agak keras, Ratih sedikit meringis. Sambil membuka matanya, dia berkata,

“Pelan dong Pak Agung, sakit nih, tapi enak banget”. Dia menggoygkan pinggulnya sedikit-sedikit, sampai akhirnya seluruh kemaluanku lenyap ditelan keindahan memeknya.

Kami terdiam dulu, Ratih menarik nafas lega setelah seluruh kemaluanku ‘ditelan’ memeknya. Dia terlihat konsentrasi, dan tiba-tiba.. aku merasa kemaluanku seperti disedot oleh suatu tenaga yg tdk terlihat, tapi sangat terasa dan enaak sekali. Ruaar Biasaa! Kemaluan Ratih menyedot kemaluanku!

Belum sempat aku berkomentar tentang betapa enaknya memeknya, Ratihpun mulai membuat gerakan memutar pinggulnya. Mula-mula perlahan, semakin lama semakin cepat dan lincah gerakan Ratih. Waw.. kurasakan kepalaku hilang, saat dia ‘mengulek’ kemaluanku di dalam memeknya. Ratih merebahkan badannya sambil tetap memutar pinggulnya. Buah dadanya ygbesar menekan dadaku, dan.. astaga.. sedotan memeknya semakin kuat, membuat aku hampir tdk bertahan.

Aku tdk mau orgasme dulu, aku ingin menikmati dulu memek Ratih yg ternyata ada ‘empot ayamnya’ ini lebih lama lagi. Maka, kudorong tubuh Ratih ke atas, sambil kusuruh lepas dulu, dengan alasan aku mau ganti posisi. Padahal aku takut ‘kalah’ sama dia.

Lalu kusuruh Ratih tidur terlentang, dan langsung kuarahkan kemaluanku ke memeknya yg sudah siap menanti ‘kekasihnya’. Walaupun masih agak sempit, tapi karena sudah banyak pelumasnya, lebih mudah kali ini kemaluanku menerobos lembah kenikmatan Ratih.

Kumainkan pantatku turun naik, sehingga k0ntolku keluar masuk di lorong sempit Ratih yg sangat indah itu.
Dan, sekali lagi akupun merasakan sedotan yg fantastis dari memek Ratih. Setelah 15 menit kami melakukan gerakan sinkron yg sangat nikmat ini, aku mulai merasakan kedutan-kedutan di kepala k0ntolku.

“Ratih, aku udah nggak kuat nih, mau keluar, sayang”, kataku pada Ratih.
“Iya Pak, Ratih juga udah mau keluar lagi nih. Oohh, sshh, aahh.. bareng ya Pak Wiji.., cepetin dong genjotannya Pak” pinta Ratih.

Akupun mempercepat genjotanku pada lobang memek Ratih yg luar biasa itu, Ratih mengimbanginya dengan ‘mengulek’ pantatnya dengan gerakan memutar yg sangat erotis, ditambah dengan sedotan alami didalam memeknya. Akhirnya aku tdk dapat bertahan lebih lama lagi, sambil mengerang panjang, tubuhku mengejang.

“Ratih, hh.. hh, aku keluar sayaang”

Muncratlah air maniku ke dalam memeknya. Di saat bersamaan, Ratih pun mengejang sambil memeluk erat tubuhku.

“Pak Agung, Ratih juga keluar paakk, sshh, aahh”.

Aku terkulai di atas tubuh Ratih. Ratih masih memeluk tubuhku dengan erat, sesekali pantatnya mengejang, masih merasakan kenikmatan yg tdk ada taranya itu. Nafas kami memburu, keringat tak terhitung lagi banyaknya. Kami berciuman.

“Ratih, terima kasih yaa, memek kamu enak sekali” Kataku.
“Pak Agung suka memek Ratih?”
“Suka banget Ratih, abis ada empot ayamnya sih” jawabku sambil mencium bibirnya.

Kembali kami berpagutan.

“Dibandingin sama Bu Dinda, enakan mana Pak?” pancing Ratih.
“Jauh lebih enak kamu sayang”

Ratih tersenyum.

“Jadi, Pak Agung mau lagi dong sama Ratih lain kali. Ratih sayang sama Pak Agung”

Aku tdk menjawab, hanya tersenyum dan memeluk Ratih. Sampai sekarang jadi Ratih masih menjadi kekasih gelapku.Untuk melancarkan hubungan ini,dan supaya tdkterlau mencolok ,maka saya minta pindah ke kelurahn kedoya selatan,dan Ratih saya bawa menjadi karyawan honorer di tempat saya.langsung saya belikan motor,rumah beserta isinya yg setiap saat saya bias nginep disana.

Beberapa kali istri saya,dan temen temen kantor sempet curiga,tetapi karena kepandaian saya,sehingga semuanya bias teratasi sampai sekarang

Tiap kali saya mau ngewe sama dia tinggal saya bilangada keperluan ke sudin,dan Ratih ijin pulang lebih awal.padahal Ratih sudah aku suruh tunggu di rumah temanya di kelapa dua.

Sampai sekarang hubungn ini masih berlanjut,kurang lebih sudah 6 tahun lamanya bahkan Ratih rela menceraikan suaminya demi saya.

Artikel Terkait

Cerita Sex Perselingkuhan Seorang PNS
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email